Tidak banyak orang yang mengetahui makna FINGERTIPS / UJUNG JARI atau sidik jari yang ada pada manusia dan juga kegunaannya hingga kemudian pada akhir abad ke-19 misteri sidik jari mulai terkuak. Melalui berbagai penilitian, terkuaklah bahwa sidik jari setiap orang adalah unik bagi tiap manusia. Tiap orang memiliki serangkaian sidik jari yang berbeda dari orang lain sehingga saat ini sidik jari dijadikan pedoman untuk proses identifikasi seseorang di seluruh dunia. Dan saat ini -dengan riset yang terus menerus dilakukan- sidik jari juga bisa dimanfaatkan untuk mengetahui atau memetakan jenis kecerdasan/bakat seseorang, gaya belajar hingga personaliti atau karakter bawaan.
Metode ini dinamakan Test Analisa Bakat Sidik Jari atau Test Kecerdasan Majemuk” atau diluar negeri dikenal dengan istilah “Dermatoglyphics Multiple Intelligence Test (DMIT)“. Analisa sidik jari adalah metode terkini yang berbasis teknologi untuk menganalisa bakat yang dimiliki seseorang baik anak-anak hingga orang dewasa. Dengan mengetahui bakat seseorang, maka bisa dikembang potensi-potensi untuk meraih kesuksesan hidup secara lebih efektif dan efisien karena bisa diketahui gaya belajar, kepribadian yang melekat dan profesi yang cocok. Mengapa harus ikut analisa sidik jari? agar visi hidup lebih terarah dan kita bisa lebih menikmati profesi yang kita jalankan kelak. Simak video berikut ini yang menggambarkan banyaknya orang yang galau dalam hidupnya dalam soal memilih jurusan dan profesi.
Tayangan video diatas banyak dialami masyarakat kita. Banyak orang tua yang memaksakan anaknya menjalani profesi tertentu begitu saja tanpa mengetahui bakat dan keinginan dari anak itu sendiri, sehingga ada orang yang terjun pada profesi yang bertolak belakang dengan latar belakang pendidikannya atau ada yang menjalani profesi tersebut secara terpaksa dan sejenisnya. Kegalauan ini bisa terjawab melalui analisa sidik jari karena hasil tes akan menunjukan kecerdasan bawaan, gaya belajar dan personaliti yang kita miliki sehingga kita bisa lebih fokus untuk memaksimalkan potensi yang kita miliki. Analisa sidik jari memiliki dasar ilmu pengetahuan yang disebut dermatoglyphics. Dermatoglyphics berasal dari bahasa yunani Derma berarti kulit dan Glyph; berarti ukiran. Ilmu ini mendasarkan pada teori epidermal atau garis-garisan pada permukaan kulit. Dermatoglyphics mempunyai dasar ilmu pengetahuan yang kuat karena didukung oleh penelitian, ilmu ini meyakini bahwa sidik jari adalah “cetak biru” seseorang. Para ahli tertarik dengan sidik jari karena :
- Sidik jari tiap orang berbeda. Tidak ada orang yang memiliki sidik jari yang sama dan sidik jaripun tidak bisa dipalsukan.
- Sidik jari bersifat permanen. Pola sidik jari tidak akan berubah dari sejak lahir hingga meninggal dunia.
- Sidik jari mudah diklasifikasikan dan di ukur. Mudah dilihat dengan mata telanjang dan bisa di integrasikan dengan teknologi dan disimpan dalam database.
Dalam riset dermatoglyphics, pola sidik jari sudah muncul pada janin saat berusia 13-19 minggu saat didalam kandungan. Saat ini riset sidik jari gencar dilakukan oleh para ilmuwan. Para ilmuwan menghubungkan sidik jari dengan kecerdasan, kesehatan fisik-mental, psikologis dengan jumlah sample saat ini mencapai lebih dari 3 juta orang. Hasil risetnya secara statistik kemudian disimpulkan bahwa sidik jari erat kaitannya dengan otak dan personaliti seseorang sehingga kemudian menciptakan aplikasi yang berbasis teknologi yang disebut fingerprint analysis biomteric system. Kegunaan aplikasi ini adalah untuk mengambil sample sidik jari dan kemudian menganalisanya serta menghasilkan laporan potensi sidik jari.